Mereka adalah sekelompok pemuda yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang meyakini bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah semata. Mereka teguh diatas keyakinan yang benar tersebut, meskipun harus bertentangan dengan meyoritas kaum mereka yang berada dalam kesesatan dan kesyirikan menyekutukan Allah dengan sesembahan selain Allah.
Adapun jumlah mereka sebagian ahli tafsir mrnguatkan bahwa jumlah mereka tujuh orang dan yang kedelapan anjingnya, Allah menyebutkan persangkaan orang-orang ahlul kitab tentang jumlah mereka.
Masyarakat disekitar tempat tinggalnya adalah mayoritas menyembah berhala. 7 pemuda tersebut dihalang-halangi oleh kaum kafir untuk mentauhidkan Allah, kemudian mereka sepakat bahwa tidak mungkin tetap tinggal bersama kaum mereka yang menyembah berhala. Maka para pemuda tersebut bermusyawarah dan salah satunya mengusulkan untuk berlindung didalam sebuah gua demi menyelamatkan akidah dan keyakinan mereka. 7 pemuda tersebut berdo’a kepada Allah “wahai Rabb kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”. (QS. Al-Kahfi :10).
Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mengabulkan do’a mereka dan memudahkan urusan mereka. Mereka berlindung didalam sebuah gua yang cukup luas sehingga mereka bisa tinggal dengan nyaman didalamnya. Allah juga menidurkan mereka di dalam gua tersebut, sebagaimana firman-Nya “Maka kami tutup telinga mereka beberapa tahun didalam itu”. (QS. Al-Kahfi :11).
Didalam tidurnya yang sangat panjang tersebut Allah menjaga tubuh mereka agar tidak rusak. Diantara bentuk penjagaan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah:
1. Sinar matahari tidak masuk kedalam gua, sehingga tidak langsung mengenai tubuh mereka, dengan demikian mereka tidak pun tidak merasa kepanasan dengan sengatan sinar mayahari “Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke seelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu”. (QS. Al-Kahfi : 18).
Adapun jumlah mereka sebagian ahli tafsir mrnguatkan bahwa jumlah mereka tujuh orang dan yang kedelapan anjingnya, Allah menyebutkan persangkaan orang-orang ahlul kitab tentang jumlah mereka.
Masyarakat disekitar tempat tinggalnya adalah mayoritas menyembah berhala. 7 pemuda tersebut dihalang-halangi oleh kaum kafir untuk mentauhidkan Allah, kemudian mereka sepakat bahwa tidak mungkin tetap tinggal bersama kaum mereka yang menyembah berhala. Maka para pemuda tersebut bermusyawarah dan salah satunya mengusulkan untuk berlindung didalam sebuah gua demi menyelamatkan akidah dan keyakinan mereka. 7 pemuda tersebut berdo’a kepada Allah “wahai Rabb kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”. (QS. Al-Kahfi :10).
Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mengabulkan do’a mereka dan memudahkan urusan mereka. Mereka berlindung didalam sebuah gua yang cukup luas sehingga mereka bisa tinggal dengan nyaman didalamnya. Allah juga menidurkan mereka di dalam gua tersebut, sebagaimana firman-Nya “Maka kami tutup telinga mereka beberapa tahun didalam itu”. (QS. Al-Kahfi :11).
Didalam tidurnya yang sangat panjang tersebut Allah menjaga tubuh mereka agar tidak rusak. Diantara bentuk penjagaan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah:
1. Sinar matahari tidak masuk kedalam gua, sehingga tidak langsung mengenai tubuh mereka, dengan demikian mereka tidak pun tidak merasa kepanasan dengan sengatan sinar mayahari “Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke seelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu”. (QS. Al-Kahfi : 18).
2. Penjagaan Allah agar tubuh mereka tidak dimakan tanah, yaitu dengan dibolak-balik tubuh mereka dalam tidur panjangnya itu, sehingga tubuh mereka, sehingga tubuh mereka tidak rusak dimakan tanah. “Dan kami bolak-balikkan mereka ke kanan dan kekiri, sedang anjing mereka menjulurkan kedua kakinya dimuka pintu gua”. (QS. Al-Kahfi : 18).
3. Penjagaan Alllah terhadap dari orang-orang yang ingin mendekati mereka dengan adanya rasa takut sehingga tidak berani mendekati mereka. “ dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka”. (QS. Al-Kahfi : 18)
Lalu Allah membangunkan mereka dari tidur panjangnya. Dan diantara mereka pun bertanya-tanya, sudah berapa lamakah tinggal didalam gua? Diantaranya ada yang menjawab sehar atau setengah hari, kemudian mereka merasakan lapar, laludiutuslah salah seorang diantara mereka dengan membawa uang perak untuk membeli makanan.
Maka didapati oleh pemuda tersebut (Negeri Diqsus) yang sudah berubah. Penduduknya pun telah berganti, ia tidak mendapati lagi pemerintah yang mengenali mereka, dan tidak seorangpun yang ia kenal dari penduduk negeri tersebut.
Sungguh Allah berkehendak demikian agar manusia mengetahui bahwa Janji-Nya itu benar, dimana kelak akan datang hari Kiamat dimana semua orang yang telah mati dibangkitkan kembali layaknya Ashabul Kahfi yang dibangunkan dari tidur panjangnya.
Lalu Allah membangunkan mereka dari tidur panjangnya. Dan diantara mereka pun bertanya-tanya, sudah berapa lamakah tinggal didalam gua? Diantaranya ada yang menjawab sehar atau setengah hari, kemudian mereka merasakan lapar, laludiutuslah salah seorang diantara mereka dengan membawa uang perak untuk membeli makanan.
Maka didapati oleh pemuda tersebut (Negeri Diqsus) yang sudah berubah. Penduduknya pun telah berganti, ia tidak mendapati lagi pemerintah yang mengenali mereka, dan tidak seorangpun yang ia kenal dari penduduk negeri tersebut.
Sungguh Allah berkehendak demikian agar manusia mengetahui bahwa Janji-Nya itu benar, dimana kelak akan datang hari Kiamat dimana semua orang yang telah mati dibangkitkan kembali layaknya Ashabul Kahfi yang dibangunkan dari tidur panjangnya.
Berikut pelajaran yang dapat kita petik dari kisah tersebut:
a. Kebenaran adanya hari Kiamat itu benar adanya dan manusia akan diangkitkan dari kuburnya, sebagaimana dibangunkannya Ashabul Kahfi.
b. Menangnya orang-orang yang beriman kepada Allah atas orang-orang kafir, seperti kemenangan Ashabul kahfi yang diperangi kaum kafir dalam mentauhidkan ajaran Allah.
c. Sesungguhnya siapa saja yang berlindung kepada Allah, niscaya Allah melindunginya dan lembut kepadanya, serta memberikan Hidaya (petunjuk) bagi orang yang tersesat.
d. Melalui kisah ini kita diajarkan untuk berhati-hati dan menjauhi tempat-tempat yang dapat menimbulkan fitnah bagi agama seseorang.
e. Diterangkan dalam kisah ini betapa besar kecintaan para pemuda yang beriman itu terhadap ajaran agama mereka. Dan bagaimana mereka sampai melarikan diri, meninggalkan negeri mereka demi menyelamaykan diri dari segenap fitnah yang akan menimpa agama mereka, untuk kembali kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
Referensi gambar : http://www.husammusa.com
Posting Komentar Blogger Facebook