1
 
Kamis, di subuh yang sepi.

Memang pondok kami sedang liburan, namun abah yai tak meliburkan setoran hafalannya. Sehabis jama'ah subuh, hanya ada saya & satu teman yang menata tempat setor di ruang tamu ndalem, dengan formasi 5-5-1 (5 kursi bagi santri yang setor, 5 kursi bagi santri yang antri di  belakang, dan 1 kursi romo yai yang menghadap 10 kursi setor dengan dihalangi 1 meja cukup besar)

Setelah itu, seperti biasa aktivitas saya sebelum setor, yakni mengulang hafalan yang akan di setor. Istilah di sini adalah 'ndandani'. Hanya 2 halaman saja, namun itu bisa menghabiskan waktu 15-30 menit lamanya, sebab setornya dengan tartil, suara keras & battle dengan 4 santri lain di kanan kiri kita, bayangkan double sensasinya.

5 menit dalam sendiri, ditemani otak yg sedang konsentrasi dan suara muroja'ah mbak" pondok di aula mereka, bocah" cilik santri Krandon bergerombol datang, juga akan setor, alhamdulillah setidaknya ada sedikit keramaian.

Perkiraan waktu, biasanya 25 menit setelah tempat ditata, romo yai baru rawuh, namun ndilalah baru 15 menit berlalu beliau sudah pinarak di dalam tanpa ada santri yang menunggu. Segeralah aku berlari & menempatkan diri di tempat setor. Hanya aku, santri pusat 1, dan 1 santri pondok remaja saja yang berani memulai setoran dengan bersama-sama membaca Al-Fatihah.

Ndandani tadi yang bisa dibilang belum sampai 100% membuat deg-deg.an, 1 ayat, 2 ayat, satu halaman, sampai di halaman ke dua ada yang janggal, "AYATNYA KELONCAT 1!!" ku coba ulangi, namun malah diminta langsung meneruskan oleh beliau, apalah daya dilanjut saja sampai akhir shodaqollah dengan dipungkasi mushofahah.

Keluar ruangan, lalu cepat-cepat mengecek Al-Qur'an, dan benar saja kurang 1 ayat. Mempersiapkan diri untuk maju setor lagi 1 halaman yang terakhir dengan antre di belakang santri anak-anak dan remaja, dan ada juga beberapa santri pusat.

Alhamdulillah hanya setengah jam menunggu dan bisa kembali setor, sukses, dan dapat bonus mushofahah kembali dengan beliau, hehe.

Pertanyaannya, seberapa pentingkah setoran itu sampe jika ada yang salah atau terlewat harus diulang kembali? Bukankah menghafal Al-Qur'an ya tinggal hafalin saja juz 1-30? Yang penting kan bacaannya tartil dan sesuai kaidah?

Di sinilah posisi setor kepada guru menjadi poin vital. Validitas hafalan seseorang sehingga dianggap baik dan sah adalah setelah disetorkan kepada guru Al-Qur'an yang sanadnya muttashil (nyambung) sampai kepada Rasulullah, lalu malaikat Jibril, hingga kepada Allah.

Inilah wasilah kita dalam belajar Al-Qur'an. Sanad yang menyambung, menyambung tali keluarga melalui Al-Qur'an dalam keluarga besar Abah Albab, Mbah Arwani, Mbah Munawir, Imam Hafs, Imam 'Ashim, Sahabat Utsman, Rasulullah Muhammad, Malaikat Jibril, hingga keluarga besar Allah, Ahlullah. Amiin.

18 Sya'ban 1439 H

Pict by: Sulis Susanto

Posting Komentar Blogger

  1. casino, poker room, blackjack, bingo
    casino, poker room, febcasino.com blackjack, bingo room, blackjack, bingo room, wooricasinos.info poker room, poker room, poker https://tricktactoe.com/ room, kadangpintar poker room, poker https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ room, poker room,

    BalasHapus

 
Top