Khusuf al-Qomar
Ada banyak cara kita dalam melihat gerhana rembulan.
Zaman ibu saya muda dulu, gerhana seperti sekarang pasti terlihat menakutkan, karena malam yang biasanya terang dengan cahaya rembulan -apalagi malam purnama- malah menjadi gelap seketika.
Bagi para santri, pengurus bagian jam'iyyah akan rapat kecil untuk menyelenggarakan sholat gerhana di musholla pondok, dan sudah pasti, mereka akan berbuat menolak untuk menjadi imam dan khotib.
Para akademisi astronomi, atau paling tidak calon akademisi (Mahasiswa), mereka akan secermat mungkin menghitung kapan akan dimulai gerhana, mulai gelap, puncak, mulai terang, hingga terang seutuhnya.
Para aktivis lembaga dan pegiat sosial media akan berlomba siapa yang paling bagus untuk mendesain pamflet tentang gerhana, ada yang rinci tentang gerhana, tata cara sholat gerhana, sampai plesetan gerhana di anime.
Menurut saya, dan juga saya yakin menurut banyak umat Islam, gerhana seperti ini adalah salah satu pertunjukan keMahaCantikan Allah yang diperlihatkan dalam pameran fenomena jagad ageng-Nya.
Dan apa dawuh Rasulullah? Jika kalian melihat gerhana maka sholatlah. Ini inti yang ingin Allah sampaikan kepada kita lewat utusan-Nya.
Allah terlalu banyak memperlihatkan kekuasaan-Nya di jagad ageng dan jagad alit, namun tak banyak kita sadari, dan ada kalanya kekuasaan itu terjadi tidak setiap saat layaknya gerhana. Maka saat kita melihat gerhana (Kekuasaan Allah), maka hendaklah kita sholat (Manifestasi dari rasa syukur).
Kita diajari untuk selalu bersyukur akan seluruh rahmat Allah yang telah diberikan kepada kita, karena kadang kita lupa, dalam jagad alit (Tubuh kita) ada banyak rahmat Allah.
Dan pada akhirnya, mari kita jadikan gerhana bulan ini bukan hanya sebuah objek (Objek sholat, penelitian, desain) namun kita juga harus melihat pada subjek (Siapa yang menjadikan gerhana).
Dan paling akhir, kita hanya akan bisa menyaksikan gerhana, menyaksikan kekuasaan Allah, dan seperti itulah seharusnya seorang hamba, selalu bersaksi, menyaksikan jika tidak ada tuhan selain Allah, Asyhadu an Laa Ilaha illallah.
Muhammad Ainun Na'im
15 Syawal 1442 H
Posting Komentar Blogger Facebook